Materi 11
Industrialisasi di Indonesia
11.5 Strategi Pembangunan Sektor
Industri
Tujuan pembangunan industri nasional
baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi
permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi
permasalahan secara nasional, yaitu:
1)
Meningkatkan penyerapan tenaga
kerja industri;
2)
Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan
pasar dalam negeri;
3)
Memberikan sumbangan pertumbuhan
yang berarti bagi perekonomian;
4)
Mendukung perkembangan sector
infrastruktur;
5)
Meningkatkan kemampuan teknologi;
6)
Meningkatkan pendalaman struktur
industri dan diversifikasi produk
7)
Meningkatkan penyebaran industri.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut
dan untuk menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan industry
manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta
mampu mengantisipasi.perkembangan perubahan
lingkungan yang sangat cepat. Persaingan internasional merupakan suatu
perspektif baru bagi semua negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan
industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang
berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi pembangunan industri
manufaktur ke depan dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang
berkembang saat ini, adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun
daya saing industri yang kolektif.
Industri manufaktur masa depan
adalah industri-industri yang mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan
tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia (comparative advantage), seperti
luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya
alam, tetapi juga berdasarkan kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta
profesionalisme sumber daya manusia Indonesia (competitive advantage). Bangun susun sektor industri yang diharapkan
harus mampu menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional dan menjadi
tulang punggung ketahanan perekonomian nasional di masa yang akan datang.
Sektor industri prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan
kedalaman struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan serta
tangguh di pasar internasional.
Pembangunan industri tersebut
diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam
negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri
dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa
depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun
penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
Dengan memperhatikan permasalahan
yang bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka
peningkatan daya saing, maka pembangunan industri nasional yang sinergi dengan
pembangunan daerah diarahkan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan
top-down yaitu pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan
memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh
partisipasi daerah. Kedua, pendekatan bottom-up yaitu melalui penetapan
kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing.
Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif
dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini
sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang
pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar