Materi 5
PDB,
Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga
sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
a)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia
Subandi,
dalam bukunya Sistem Ekonomi Indonesia, menulis bahwa factor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, adalah:
1. factor produksi
2. factor investasi
3. factor perdagangan luar negeri dan
neraca pembayaran
4. factor kebijakan moneter dan inflasi
5. factor keuangan negara
Sedangkan
Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam
teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh
ketersediaan dan kualitas dari factor-faktor produksi seperti SDM, kapital,
teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, factor penentu tersebut
untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek.
Dengan kata lain,
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih buruk
dari tahun 2000 lebih ditentukan oleh factor-faktor yang sifatnya lebih jangka
pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam factor internal dan eksternal.
Factor
eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan
internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1. Faktor-faktor
Internal
a. Factor ekonomi, antara lain:
§ Buruknya fundamental ekonomi nasional
§ Cadangan devisa
§ Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
§ Sector perbankan dan riil
§ Pengeluaran konsumsi
b. Faktor non ekonomi, antara lain:
§ Kondisi politik, social dan keamanan
§ PMA dan PMDN
§ Pelarian modal ke luar negeri
§ Nilai tukar rupiah
2. Faktor-faktor
Eksternal
§ Kondisi perdagangan dan perekonomian regional
atau dunia
b) Teori Pertumbuhan Ekonomi
1. Aliran Klasik
1)
Teori Adam Smith
Pertumbuhan ekonomibertumpupada
adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya
pertam-bahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output.
2)
Teori David Ricardo
Pertumbuhan penduduk yang semakin besar akan menyebabkan jumlah
tenaga kerja melimpah. Kelebihan
tenaga kerja akan mengakibatkan
upah menjadi turun.
2. Aliran Neo Klasik
1)
Teori Robert Solow
Pertumbuhan ekonomi bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output.
2)
Teori Joseph Scumpeter
Proses pertumbuhan ekonomi merupakan proses
inovasi ( pembaharuan dalam cara berproduksi yang lebih efisien ) yang
dilaksanakan oleh para innovator/wirausahawan.
3.
Aliran Moderen
1) Kualitas SDM dan kemajuan teknologi
2) Energi
3) Kewirausahaan
4) Bahan baku
5)
Material
c) Perubahan Struktur Perekonomian Nasional
Pembangunan ekonomi
dalam jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa
perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan
pertanian sebagai sector utama ke ekonomi modern yang didominasi sector non
primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing
return to scale (relasi
positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis
sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).
Meminjam istilah
Kuznets, perubahan struktur ekonomi umum disebut transformasi structural dan
dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan
lainnya dalam komposisi permintan agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan
impor), dan penawaran agregat (produksi dan penggunaan factor-faktor produksi
seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979).
Teori perubahan structural menitikberatkan
pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara-negara
sedang berkembang, yang semula bersifat subsisten (pertanian tradisional) dan
menitikberatkan sector pertanian menuju struktur perekonomian yang lebih modern
yang didominasi sector non primer, khususnya industri dan jasa. Ada 2 teori utama yang umum digunakan
dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi yakni dari Arthur Lewis (teori
migrasi) dan Hollis Chenery (teori transformasi structural).
Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses
pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan (urban). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan
bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu
perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Di pedesaan, karena pertumbuhan
penduduknya tinggi, maka kelebihan suplai tenaga kerja dan tingkat hidup
masyarakatnya berada pada kondisi subsisten akibat perekonomian yang sifatnya
juga subsisten. Over
supply tenaga kerja ini
ditandai dengan nilai produk marjinalnya nol dan tingkat upah riil yang
rendah.
Di dalam kelompok Negara LDCs, banyak
Negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga dekade
terakhir ini, walaupun pola dann prosesnya berbeda antarnegara. Variasi ini
disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam sejumlah faktor-faktor internal
berikut:
1. Kondisi
dan Struktur awal Ekonomi dalam Negeri (Economic Base)
Suatu
Negara yang pada wal pembangunan ekonomi atau industry-industri dasar (seperti
mesin, besi, dan baja) yang relative akan mengalami proses industrialisasi yang
lebih pesat atau cepat dibandingkan yang hanya memiliki indistri-industri
ringan (seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan minuman).
2. Besarnya
Pasar Dalam Negeri.
Dalam
hal ini besarnya pasar dalam negeri yang ditentukan oleh kombinasi antara
jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita. Pasar dalam negeri yang
besar seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang
(walau tingkat pendapatan per kapita rendah), merupakan salah satu faktor
insentif pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industry, karena menjamin adanya
skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa
faktor-faktor penentu lainnya mendukung).
3. Pola
Distribusi Pendapatan
Faktor
ini sangat mendukung faktor pasar di atas.Walaupun tingkat pendapatan rata-rata
per kapita pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan
pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industry-industri
selain industry-industri yang membuat barang-barang sederhana, seperti makanan,
minuman, sepatu, dan pakaian jadi.
4. Karakteristik
Industrialisasi
Karakter
industrialisasi antara lain mencakup cara pelaksanaan atau strategi
pengembangan industry yang diterapkan, jenis industry yang diunggulkan, pola
pembangunan industry, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya
berbeda antar Negara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda
antarnegara.
5. Keberadaan
Sumber Daya Alam (SDA)
Ada
kecenderungan bahwa Negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang
lebih rendah atau terlambat diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada
Negara yang miskin SDA. Sebagai contoh Indonesia yang awalnya sangat
mengandalkan kekayaan SDAnya, terutama migas, dapat dikatakan relative
terlambat melakukan industrialisasi dibandingkan Negara-negara kecil dan miskin
SDA di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan
Singapura.
6. Kebijakan
Perdagangan Luar Negeri
Fakta
menunjukkan bahwa di Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup atau
inward looking policy, pola dan hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan
di Negara-negara yang menerapkan outward looking policy. Banyak LDCs, termasuk
Indonesia, pada awal pembangunan menerapkan kebijakan protektif terhadap sector
industrinya, kebijakan yang umum disebut impor substitution policy. Hasilnya,
sector industry mereka berkembang tidak efisien, sangat tergantung pada impor,
dan tingkat diversifikasinya rendah, khususnya lemah dikelompok midstream
industries (seperti industry barang modal, input perantara, dan
komponen-komponen untuk industry-industri hilir) yang pada umumnya menerapkan
system produksi assembling.
Sedangkan
Negara-negara berpendapatan tinggi di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang,
Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong, yang berhasil dalam
menstransformasikan struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam periode yang relative tidak terlalu lama.
Sumber:
-
http://www.slideshare.net/handy456/perekonomian-indonesipertumbuhan-dan-perubahan-struktur-ekonomi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar