Awal tahun 2015 publik dikejutkan
dengan fenomena begal, salah satu tindakan kriminal yakni mengambil secara
paksa kendaraan bermotor yang kadangkala sampai membuat korban terluka atau
bahkan terbunuh. Fenomena begal menjadi buah bibir khususnya di kota-kota besar
yang menjadi sasaran tindak kejahatan pelaku begal seperti Jakarta, Depok,
Bekasi, Lampung, Makasar, dan Tangerang.
Fenomena begal menjadi ramai diperbincangkan adalah sejak
terjadinya fenomena begal di daerah Depok, Pada awal tahun (Januari) ada
setidaknya lima
kejadian tindak kejahatan pembegalan di daerah
tersebut.
Pembegalan pertama yang memakan
korban tercatat terjadi di Jalan Juanda pada Januari 2015. Semenjak kejadian
tersebut, secara berturut-turut terjadi empat kejadian berikutnya yang tak
kalah sadis. Salah satunya adalah para pembegal mencoba membuang korban ke Kali
krukut.
Keresahan warga tentang aksi begal juga banyak diutarakan di
berbagai media sosial. Mulai dari pesan berantai BBM, update status di
Facebook, Twitter, Path dll. Tidak kalah
tenar, Dalam 1 bulan di mesin pencari Google, banyak sekali di situs berita online tentang tagline begal di hampir beberapa titik
rawan begal motor di Tangerang Selatan dan sekitarnya pada khususnya dan
wilayah lain di Indonesia pada umumnya.
Pem-be-gal-an yaitu proses atau cara atau perbuatan membegal dan
perampasan dijalan yang sering terjadi sehingga penduduk atau masyarakat di
daerah itu tidak berani memakai perhiasan kalau berpergian.
Kasus sosial begal ini sangat mengkhawatirkan warga dan banyak menimbulkan
kekesalan di kalangan masyarakat sehingga dapat terjadi hal main hakim sendiri.
Tidak hanya orang dewasa yang melakukan begal melainkan banyak anak muda, anak
remaja yang menjadi pelaku begal
Peristiwa begal tersebut masuk dalam katagori kasus dalam Kriminologi, dimana kriminologi
secara garis besar adalah ilmu untuk mempelajari suatu kejahatan yang dilihat
dari berbagai faktor untuk mengungkap suatu hal yang berkaitan dengan pidana.
Hal ini karena pergaulan yang keras rentan dimasuki jaringan
narkoba. Terlebih, remaja sangat rentan terpengaruh oleh lingkungannya. Amrizal
mengatakan, begal yang masih remaja umumnya pemain baru. Sementara pemain lama
justru berada di balik layar. Begal biasanya melakukan aksinya dengan
berkelompok. Mereka juga biasanya sudah mengetahui medan lokasi. "Mereka
memanfaatkan situasi sepi saat masyarakat tidak ramai atau petugas tidak
patroli. Keadaan yang sepi ini membuat mereka berani melakukan aksi itu.
Karena marakmya budaya konsumerisme dan materialisme. Industri
gadget dan otomotif (sepeda motor) menjadi sebuah tren yang harus senantiasa
diikuti. Kedua,
adalah media, khususnya film serta games. Saat ini baik film, sinetron, ataupun
permainan banyak yang menampilkan adegan kekerasan secara vulgar yang seolah
mengajari penontonnya untuk bisa melakukan hal tersebut. Ketiga, lemahnya pengawasan sosial.
Satu sama lain saat ini kurang peduli. Sistem keamanan seperti ronda juga sudah
jarang yang melakukannya. Keempat, kondisi perekonimian negara
masih belum cukup baik. Saat harga kebutuhan pokok meningkat, berbanding
terbalik dengan penghasilan. Dan Terbatasnya lapangan pekerjaan untuk
masyarakat kelas bawah bisa memacu orang mencari jalan lain untuk mendapatkan
uang, salah satunya membegal dimana begal menjadi cara praktis untuk mewujudkan
kebutuhan hidup.
Menambahi hal tersebut akibat tindakan Bullying yang terjadi dalam kehidupan
anak remaja tersebut dapat menjadi pemicu dari begal. Dimana hampir di setiap
kehidupan anak remaja masih banyak terjadi kasus bullying dan premanisme. Kebutuhan tambahan
untuk melakukan kegiatan anak remaja yang tidak dapat terkabul seperti uang
untuk pacaran, duit untuk merokok, atau membeli minuman keras tersebut menjadi
salah satu faktornya juga. Geng Motor juga menjadi penyebabnya, kekerasan yang
identik dengan geng motor adalah salah satu cara untuk mewujudkan kepentingan dari kelompok geng motor tersebut
sehingga dengan berkelompok yang dinamakan suatu geng yang bermotor dapat
membegal korban dengan mudah dan merampas barang dengan kekerasan. Sepeda Motor
adalah hal yang sering diincar oleh pembegal dikarenakan harganya yang relatif
murah dan dapat dijual dengan cepat.
Kejadian ini tidak dapat di biarkan terlalu lama karena dampak yang buruk dapat menjalar, meluas, dan merajalela
di kehidupan warga Indonesia. Keseimbangan antara Pemerintah, Penegak Hukum,
dan Budaya dalam memperbaiki peristiwa ini harus lebih pintar dan cepat. Peran
Budaya kita yang banyak yang identik dengan Fanatisme Erat harusnya dapat lebih
berperan lagi, peran keluarga sebagai pengontrol utama sosial seharusnya dapat
lebih mengawasi anak-anak remaja, Pemerintah juga tidak hanya melihat dari
ekonominya saja melainkan suatu pemberdayaan keluarga juga, penegak hukum harus
lebih waspada dan melihat kejadian-kejadian sosial dengan lebih cermat dan
tegas sehingga masyarakat tidak berlebihan dengan rasa cemas dan khawatir
dengan aparat yang tegas dan cermat.
Didepok, dalam
mengatasi begal yang marak terjadi, tak segan-segan klub geng motor pun ikut
berpartisipasi pada saat malam hari, geng motor ini bahkan memberitahukan
kepada warga depok untuk menghubungi salah satu anggotanya apabila ada warga
(khususnya perempuan) yang takut berpergian malam hari ataupun sebaliknya,
dengan cara ini klub geng motor sudah mulai tidak dipandang buruk oleh warga.
Setelah Begal Motor, Kini Muncul Begal Payudara di Depok
Begal yang satu ini bukan motor roda dua maupun roda empat yang
jadi sasarannya, namun daerah sensitif wanita, yakni payudara. Kejahatan ini terjadi
pertama kali di wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok.
Begal ini mengincar mahasiswi maupun para pekerja wanita, saat
mereka pulang jalan kaki seorang diri maupun saat mengendarai sepeda motor. “Ada baiknya para wanita yang suka mengendarai sepeda motor maupun
yang jalan kaki dan melintas di wilayah rawan untuk berhati-hati. Begal yang
satu ini bukan begal motor seperti biasanya, para pelaku memepet korban
kemudian motor korban diambil, kalau begal yang ini begitu mepet korban, pelaku
meremas payudara korban dan melarikan diri,”
Pelaku juga kadang
tidak hanya meremas payudara korbannya, namun berani memperkosanya. Ini modus
baru. Ada istilah yang mereka gunakan saat membegal para wanita, yakni pepet,
remas, kabur, atau pepet, remas, dan perkosa ketika korbannya jatuh dari motor.
Untuk mengantisipasinya diharapkan masyarakat khususnya wanita untuk
berhati-hati dengan modus baru ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar