Assalamuaalaikum Warahmatullah

Senin, 17 November 2014

Bisnis dan artikel



Pengertian bisnis
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Kata bisnis dari bahasa Inggris berarti business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
What is a Business?
Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan dari masyarakat.
Selain itu, bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.
Seseorang yang berusaha menggunakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut dengan ‘Entrepreneur”.
Untuk menjalankan kegiatan bisnisnya seorang ‘entrepreneur’ harus mampu mengelola dan mengkombinasikan berbagai macam sumber daya yang dimiliki (6M : Money, Man, Material, Machine, Market, Method) sehingga mampu berproduksi secara optimal.
Berikut ini adalah salah satu contoh artikel tentang bisnis :


Pendirian Anak Perusahaan Jadi Biang Kerugian Krakatau Steel

Jakarta- Head of investor relations PT Krakatau Steel (Persero Tbk, Roby Janis, mengaku investasi pada ana perusahaan PT Krakatau posko Tbk menjadi penyumbang terbesar kerugian perseroan. Roby menjelaskan beban yang dibawa dipabrik saat pembukaan pabrik, perseroan mengeluarkan biaya yang tinggi.
“Beban ini tidak bias ditutup saat ini karena Krakatau Posco baru beroperasi,” kata Roby. “kondisi ini akan diprediksikan sampai tahu 2014.”
Perusahaan public dengan kode emiten KRAS ini mencatat rugi operasi sebesar US$ 59 juta per September 2014 dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatat laba US$ 8,2 juta. Laba ktot turun sebesar 62,9 persen lantaran ada penurunan volume penjualan an harga jual rata-rata produk baja. Akibat penurunan harga jual, pendapatan bersih perseroan turun 13,4 persen menjadi US$ 1.361 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1.571 juta.
Dalam keterbukaan informasi kepada bursa efek Indonesia, perseroan menyebabkan kerugian dari entitas asosiasi mencapai US$ 48,7 juta diantaranya merupakan bagian rugi Krakatau Posco sebesar US$ 42,2 juga timbul pada semester I 2014, sebagai dampak dari proses learning curve selama 2,5 bulan pertama 2014. Hal itu terjadi karena baru beroperasinya pabrik pada akhir 2013.
Kondisi kelebihan suplai baja global yang berlanjut sampai September 2014 juga ditengarai menjadi penyebab kerugian KRAS. Produksi baja kasar Cina  pada September 2014 mencapai 67,5 juta ton atau meningkat 3,2 persen dbanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Namun roby optimistis tahun depan dapat meningkatkan kerja perusahaan “Beban pabrik baru tak akan tercatat dalam pembukuan 2015. Jadi, kami berharap dapat memaksimalkan Krakatau Posco yang sudah berfungsi 85 persen,” ujar dia.
Setiawan Surakusumah, Chies of Strategic and Technology Committee Asosiasi Industri Baja Nasional, mengatakan pemerintah harus memprioritaskan industry baja nasional dalam pembangunan.  “Jangan sampai,  dalam proyek infrastruktur nasional, pemerinah malah menggunakan baja impor,” ujar dia.
Analisis PT Investa Saran Mandiri, Kiswojo adi Joe, mengatakan kerugian yang dilami oleh Krakatau Steel bersumber pada penggunaan mesin tua. “Ini membuat produktivitas menjadi tidak efisien,” katanya.
Sumber : 
-          Koran Tempo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar