A.
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu
contoh dari permasalahan ekonomi di Indonesia, kemiskinan adalah keadaan dimana
terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian
, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dipahami dalam
berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
B.
Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Berikut ini adalah penyebab-penyebab lain dari kemiskinan.
Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro
(2000:107) sebagai berikut :
1.
Secara
makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber
daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya
memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan
muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber
daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnyapun rendah
3. Kemiskinan
muncul sebab perbedaan akses dan modal
Sendalam
ismawan (2003:102)
1. Manusia
mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk
mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.
2.
Perbedaan
kualitas sumber daya manusia.
3.
Tidak
mempunyai uang yang banyak
Kemiskinan banyak dihubungkan
dengan:
- Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
- Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
- Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
- Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
- Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial. Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.
C.
Dampak Kemiskinan
Dampak kemiskinan di Indonesia
memunculkan berbagai penyakit pada kelompok risiko tinggi seperti ibu hamil,
ibu menyusui, bayi, balita, dan lanjut usia. “Kita mengakui sejak krisis
ekonomi tahun 1997 jumlah penduduk miskin di Indonesia meningkat”. Ujar Azrul
Azwar dari Direktorat Jenderal Bina kesehatan Depkes di Semarang. Ia
mengatakan, kemiskinan yang terjadi di Indonesia menyebabkan cakupan gizi
rendah, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan buruk, dan biaya untuk
berobat tidak ada. Akibat terkena penyakit, katanya pada lokakarya “Pengentasan
Kemiskinan Melalui Pengembangan Industri Agromedicine Terpadu”, menyebabkan
produktivitas rendah, penghasilan rendah dan pengeluaran bertambah.
Kemiskinan memang tidak pernah berhenti dan tidak bosan menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda. Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan. Sebagian dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung, oleh contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena menunggak SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering ditagih oleh pihak sekolah, anak di bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap nasi untuk keluarganya, dll.
Kemiskinan memang tidak pernah berhenti dan tidak bosan menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda. Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan. Sebagian dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung, oleh contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena menunggak SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering ditagih oleh pihak sekolah, anak di bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap nasi untuk keluarganya, dll.
Bagaimana Indonesia mau maju kalau
generasi muda yang seharusnya sekolah sekarang ikut merasakan korban faktor
kemiskinan. Sekarang kemiskinan juga sudah memberikan dampak mulai dari tindak
kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan
memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang
paling penting adalah bagaimana caranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak
mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Pertama itulah
masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak
dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi.
Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk
berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu
kemiskinan tapi itu tidak menjamin di rumah sakit.
D.
Mengukur Kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut
dan Kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak
terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup
menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut
sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah
untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001
1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang
didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari." Proporsi penduduk negara
berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi
21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia
yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh.
Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun
kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini
menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan
ghetto
yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat
miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara
kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini
biasanya disebut sebagai negara berkembang. Perdebatan yang berhubungan dalam keadaan capital manusia
dan capital individual
seseorang cenderung untuk memfokuskan kepada akses capital instructional
dan capital social
yang tersedia hanya bagi mereka yang terdidik dalam sistem formal.
Deklarasi
Copenhagen menjelaskan kemiskinan absolut sebagai "sebuah kondisi yang
dicirikan dengan kekurangan parah kebutuhan dasar manusia, termasuk makanan,
air minum
yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah, pendidikan, dan informasi."
Bank Dunia menggambarkan "sangat miskin" sebagai orang yang
hidup dengan pendapatan kurang dari PPP$1 per
hari, dan "miskin" dengan pendapatan kurang dari PPP$2 per
hari. Berdasarkan standar tersebut, 21% dari penduduk dunia berada dalam
keadaan "sangat miskin", dan lebih dari setengah penduduk dunia masih
disebut "miskin", pada 2001.
E.
Menghilangkan kemiskinan
Tanggapan utama terhadap kemiskinan
adalah:
- Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Di Indonesia salah satunya berbentuk BLT.
- Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
- Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan. Persiapan bagi yang lemah juga dapat berupa pemberian pelatihan sehingga nanti yang bersangkutan dapat membuka usaha secara mandiri.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis melalui kegiatan karya tulis yang berjudul “Dampak Kemiskinan Terhadap Masyarakat” adalah:
1. kemiskinan dapat terjadi karena
rendahnya kualitas yang dimiliki manusia tersebut
2. kemiskinan dapat membuat orang
menjadi putus asa
3. pemerintah selalu berusaha untuk
mengurangi angka kemiskinan di Indonesia
4. kemiskinan dapat menimbulkan
berbagai macam masalah
Sumber :
http://imanarsyad.blogspot.com/2012/03/pengertian-kemiskian-dampak-akibat-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar