Pengertian bisnis
Bisnis
adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau
bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Kata bisnis dari bahasa Inggris berarti
business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu,
komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan
pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana
kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan
profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari
sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang
mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini,
misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua
anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana
bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat
pekerja.
What
is a Business?
Bisnis
adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan
menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dari masyarakat.
Selain itu, bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang
menyediakan barang dan jasa untuk mempertahankan dan memperbaiki standar serta
kualitas hidup mereka.
Seseorang
yang berusaha menggunakan uang dan waktunya dengan menanggung resiko dalam
menjalankan kegiatan bisnis disebut dengan ‘Entrepreneur”.
Untuk menjalankan kegiatan
bisnisnya seorang ‘entrepreneur’ harus mampu mengelola dan mengkombinasikan
berbagai macam sumber daya yang dimiliki (6M : Money, Man, Material, Machine,
Market, Method) sehingga mampu berproduksi secara optimal.
Berikut ini adalah salah satu
contoh artikel tentang bisnis :
Pendirian
Anak Perusahaan Jadi Biang Kerugian Krakatau Steel
Jakarta-
Head of investor relations PT Krakatau Steel (Persero Tbk, Roby Janis, mengaku
investasi pada ana perusahaan PT Krakatau posko Tbk menjadi penyumbang terbesar
kerugian perseroan. Roby menjelaskan beban yang dibawa dipabrik saat pembukaan
pabrik, perseroan mengeluarkan biaya yang tinggi.
“Beban ini tidak bias ditutup saat ini karena Krakatau Posco baru
beroperasi,” kata Roby. “kondisi ini akan diprediksikan sampai tahu 2014.”
Perusahaan
public dengan kode emiten KRAS ini mencatat rugi operasi sebesar US$ 59 juta
per September 2014 dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatat laba
US$ 8,2 juta. Laba ktot turun sebesar 62,9 persen lantaran ada penurunan volume
penjualan an harga jual rata-rata produk baja. Akibat penurunan harga jual,
pendapatan bersih perseroan turun 13,4 persen menjadi US$ 1.361 juta dari
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1.571 juta.
Dalam
keterbukaan informasi kepada bursa efek Indonesia, perseroan menyebabkan
kerugian dari entitas asosiasi mencapai US$ 48,7 juta diantaranya merupakan
bagian rugi Krakatau Posco sebesar US$ 42,2 juga timbul pada semester I 2014,
sebagai dampak dari proses learning curve selama 2,5 bulan pertama 2014. Hal
itu terjadi karena baru beroperasinya pabrik pada akhir 2013.
Kondisi
kelebihan suplai baja global yang berlanjut sampai September 2014 juga
ditengarai menjadi penyebab kerugian KRAS. Produksi baja kasar Cina pada September 2014 mencapai 67,5 juta ton
atau meningkat 3,2 persen dbanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Namun roby
optimistis tahun depan dapat meningkatkan kerja perusahaan “Beban pabrik baru
tak akan tercatat dalam pembukuan 2015. Jadi, kami berharap dapat memaksimalkan
Krakatau Posco yang sudah berfungsi 85 persen,” ujar dia.
Setiawan
Surakusumah, Chies of Strategic and Technology Committee Asosiasi Industri Baja
Nasional, mengatakan pemerintah harus memprioritaskan industry baja nasional
dalam pembangunan. “Jangan sampai, dalam proyek infrastruktur nasional,
pemerinah malah menggunakan baja impor,” ujar dia.
Analisis PT Investa Saran Mandiri, Kiswojo adi Joe, mengatakan
kerugian yang dilami oleh Krakatau Steel bersumber pada penggunaan mesin tua.
“Ini membuat produktivitas menjadi tidak efisien,” katanya.
Sumber
:
-
Koran Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar