Kamis, 30 April 2015

Perkembangan Jumlah Unit dan Tenaga Kerja di UKM



Materi 12
Usaha Kecil dan Menengah

  2.2 Perkembangan Jumlah Unit dan Tenaga Kerja di UKM

                Ekonomi Indonesia dikenal dengan kegiatan bisnis informal yaitu usaha-usaha kecil dan menengah (UKM). Data stastistik tahun 2007 saja menunjukkan jumlah unit usaha UKM mendekati 99,98 % terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia.  Data ini mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat berarti dan memiliki signifikansi yang cukup tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia. Hal ini karena dunia UKM memang banyak berperan pada sektor riil.
            Negara besar dan kaya akan sumberdaya alam seperti Indonesia dengan jumlah penduduk mendekati seperempat miliar membutuhkan kegiatan ekonomi yang berpijak pada sektor riil. Investasi swasta (termasuk asing) perlu diarahkan pada penanaman modal di sektor riil, bukan nonriil. Aliran dana investasi yang berupa ‘hot money’ hanya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang semu dan rentan terhadap gejolak politik. Jika ini terjadi maka dapat mengganggu perekonomian bangsa secara keseluruhan. Upaya menumbuh-ratakan perekonomian Indonesia sebaiknya diarahkan pada perhatian terhadap tumbuh-kembangnya sektor UKM dan kegiatan ekonomi informal yang jumlah unit usahanya mendekati 100% dari jumlah unit usaha yang ada. Sementara itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa perbankan lebih suka berbisnis dengan pengusaha besar dengan omset miliaran bahkan triliunan rupiah.

            Secara logika memang berbisnis dengan pengusaha besar dapat membawa keuntungan yang cukup besar. Sayangnya yang dilihat lebih pada keuntungan besar semata. Padahal resiko kerugian tidak kalah besar apabila kerjasamanya dengan pengusaha besar itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pengalaman empirik di Indonesia membuktikan kerugian pahit itu bagi perbankan. Kita masih ingat betapa perbankan terpuruk saat terjadi krisis moneter tahun 1998. Banyak usaha besar gulung tikar, sehingga juga mempengaruhi sektor perbankan. Sedangkan UKM tingkat resiko dan spekulasinya tidak setinggi usaha besar. Tambahan lagi UKM lebih banyak bermain di sektor riil yang memenuhi kebutuhan dan keperluan sehari-hari masyarakat.Jadi Usaha Menengah Kecil ini memang sangat banyak berpengaruh terutama terhadap pendapatan masyarakat yang menjalankan UKM karena UKM ini dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat apabila mereka yang menjalankan kegiatan ekonomi.
• Buruknya kinerja UB (usaha besar) selama krisis
            Tingkat ketergantungan UB terhadap impor lebih besar dibandingkan UKM ini menyebabkan banyak produksi dalam negeri mengalami kerugian,nilai tukar rupiah pada saat tahun 1997 sangat besar terhadap dolar ini meyebabkan biaya impor menjadi sangat mahal.Banyak perusahaan mengurangi produksinya karena tidak sanggup membiayai impor.Akibatnya banyak perusahaan termasuk UB mengalimi krisis. Ketergantungan UB terhadap kredit perbankan,jalur melalui kredit perbankan sangat sulit karena bank sendiri pada saat itu lagi mengalami krisis besar dan meyebabkan suku bunga pinjaman menjadi sangat besar,mengalami inflasi.
• Perbedaan kinerja UKM di sector pertanian dan industri
            UKM di sector pertanian tidak mengalami surplus karena tidak terlalu tergantung pada impor bahan baku,kredit perbankan,dan input lainnya.Sedangkan pada sector industri pengolahan bahan baku,alat-alat produksi,sangat tergantung pada impor dan yang membiayai produksinya melalui kredit perbankan atau dari UB melalui kemitraan.Industri pengolahan mengalami krisis akibatnya para pekerja kembali ke desa membuka lahan dan menjalani kembali UKM dengan begini meningkatkan jumlah unit UKM.

 Segi permintaan
            Semakin banyak penduduk dan semakin besar tingkat kemiskinan atau semakin luas kesenjangan distribusi pendapatan disuatu wilayah.Semakin banyak UK di wilayah membuat barang dan jasa dengan harga yang relative murah sehinnga dapat meringngankan anggaran pengeluaran bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.

 Segi penawaran
            Semakin banyak jumlah pengagguran semakin besar angka kemiskinan di suatu daerah semakin banyak kegiatan UK .Negara yang berpendapatan rendah berfungsi sebagai sumber pendapatan tambahan. Perkembangan UKM di industri pengolahan dan perdagangan berdasarkan Deperindag IKM dan DKM selama periode 1998-2001 mengalami peningkatan masing-masing 2,1 juta sampai 2,9 juta unit. UKM di Indonesia sangat penting dalam penciptaan/pertumbuhan kesempatan kerja atau sumber pendapatan bagi masyarakat miskin. fakta empiris menunjukkan bahwa kelompok usaha ini mengerjakan jauh lebih banyak orang dibandingkan jumlah orang yang bekerja di UB.Pentingnya UKM sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja di Indonesia tidak hanya tercermin pada kondisi statis adalah jumlah orang yang bekerja di kelompok usaha tersebut lebih banyak dari pada orang yang bekerja di UB . Kondisi dinamis adalah laju kenaikan dari orang-orang yang bekerja diü sector UKM kenaikannya lebih tinggi dibandingkan dengan UB.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar