Penalaran adalah suatu
proses berpikir manusia untuk menghubung data
atau fakta yang ada sehingga dapat diambil suatu simpulan. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan
sebagai data itu disebut proposisi. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan
yang dapat dibuktikan kebenarannya atau
dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.
Contoh Proposisi :
- semua bukti
transaksi terjadi karena adanya pembelian dan penjualan
-
saya menyelesaikan laporan keuangan
Contoh bukan proposisi :
- semoga semua
bukti transaksi terjadi karena adanya pembelian dan penjualan
-
dapatkah saya menyelesaikan laporan keuangan?
Berdasarkan Bentuknya
- Proposisi Tunggal hanya mengandung satu pernyataan.
- Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan.
Berdasarkan Sifatnya
- Dalam proposisi kategorial, hubungan antara subjek dan predikat terjadi
dengan tanpa syarat.
- Dalam proposisi kondisional, hubungan antara subjek dan predikat terjadi
dengan suatu syarat tertentu.
Berdasarkan Kualitasnya
- Proposisi positif (afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya
persesuaian hubungan antara subjek dan predikat.
- Proposisi negatif adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan
predikat tidak mempunyai hubungan.
Berdasarkan Kuantitasnya
- Proposisi umum (universal), predikat proposisi membenarkan atau mengingkari
seluruh subjeknya.
- Proposisi khusus, predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari
sebagian subjeknya.
Penalaran
Deduktif
Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan
yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum.
1.
Menarik
simpulan secara langsung
2.
Menarik simpulan secara tidak langsung
Untuk menarik simpulan secara tidak langsung
ini, kita memerlukan suatu premis (pernyataan dasar) yang bersifat pengetahuan
yang semua orang sudah tahu. Silogisme merupakan bentuk penalaran dengan cara menghubung-hubungkan dua pernyataan yang
berlainan untuk dapat ditarik simpulannya.
Unsur-unsur yang terdapat
dalam
Silogisme :
- Premis Umum (Premis Mayor) à menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (A) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
- Premis Khusus (Premis Minor) à menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah anggota golongan tertentu (A)
- Simpulan: menyatakan bahwa sesuatu atau seseoarng itu (C) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada B
RUMUS : PU : Semua A=B
PK : Semua C=A
S : Semua C=B
Jenis-jenis silogisme :
1. Silogisme
kategorial, adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Dua proposisi merupakan premis dan
satu proposisi merupakan simpulan.
2.
Silogisme
hipotetis, adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi
kondisional hipotesis. Kalau premis minornya membenarkan anteseden,
simpulannya membenarkan konsekuen,
tetapi apabila premis minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
a)
PU :
jika hari ini tidak panas, saya membawa payung
PK : hari ini
panas
K : saya tidak membawa payung
b)
PU :
jika manusia memiliki kaki, manusia akan berjalan
PK : manusia memiliki kaki
K : jadi, manusia berjalan
3.
Silogisme
alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah
satu alternatif, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
a)
PU :
persediaan dijual secara tunai atau kredit
PK : persediaan
dijual secara tunai
K : persediaan tidak dijual secara kredit
b)
PU :
pia membeli rumah atau mobil
PK : pia
membeli rumah
K : pia tidak membeli mobil
4.
Entimen,
Suatu silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah
diketahui secara umum, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Rumus: C=B
karena C=A
Contoh :
a)
Semua
wanita adalah calon ibu
Pia adalah
seorang wanita
Jadi, pia
adalah calon ibu
Entimen : “ pia
adalah calon ibu karena dia adalah seorang wanita “
b)
Setiap
manusia pasti merasakan mati
Kamil adalah
seorang manusia
Kamil pasti
merasakan mati
Entimen : “
kamil pasti merasakan mati karena dia seorang manusia”